Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri dan kesemutan pada jari-jari tangan dan tangan, dan kadang pada lengan karena adanya penjepitan saraf (median nerve) di pergelangan tangan. Saraf median ini berjalan melalui sebuah terowongan di pergelangan tangan yang dibatasi tulang dan ligamen. Beberapa faktor bisa menjadi penyebab carpal tunnel syndrome, selain masalah kesehatan mendasar dan anatomi tangan (seperti pembengkakan tendon dan jaringan di sekitar terowongan tersebut), yang bisa kita cegah penyebabnya adalah pola penggunaan tangan.
Sensory territory of the median nerve:
Adapted from: Preston, DC, Shapiro, BE. Median neuropathy. In: Electromyography and neuromuscular disorders: Clinical-electrophysiologic correlations. Butterworth-Heinemann, Boston 1998.
Di era teknologi informasi saat ini, penggunaan gadget menjadi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari ponsel pintar macam BlackBerry, iPhone, tablet seperti iPad atau tab belum lagi ditambah penggunaan laptop atau komputer untuk kerja dan maingame. Media sosial juga membuat pecandu gadget menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyentuh gadgetnya. Akibatnya, tidak jarang pemegang gadget dangamer ini mengalami kesakitan pada pergelangan tangan.
Pada tahap awal, gejala umum CTS yang diderita berupa gangguan sensorik seperti panas, kesemutan, atau mati rasa di ibu jari, telunjuk, jari tengah dan sebagian kelingking dan telapak tangan sekitar ibu jari. Gejala-gejala tersebut umumnya memburuk menjelang malam dan menjadi lebih nyeri ketika melakukan sesuatu yang melibatkan penekukan pergelangan tangan atau mengangkat lengan. Jika kondisi ini tidak diperbaiki, penderita bisa mengalami gangguan motorik seperti penurunan kemampuan mencengkeram, kelemahan ibu jari, jemari bengkak, dan sulit membedakan panas dan dingin. Rasa nyeri ini umumnya berkurang jika tangan dipijat dan diistirahatkan.
Diagram gejala CTS:
A. Diagram-rated classic carpal tunnel syndrome (CTS) for both hands; nerve conduction tests confirmed bilateral CTS.B. Diagram-rated probable because of palmar symptoms; nerve conduction tests revealed right CTS.C. Diagram rated unlikely; nerve conduction tests indicated left ulnar nerve entrapment.Redrawn with permission from Katz JN, Stirrat CR, Larson MG, et al. A self-administered hand symptom diagram for the diagnosis and epidemiologic study of carpal tunnel syndrome. J Rheumatol 1990; 17:1495.
Sering kali orang mengabaikan gangguan sensorik ini dan terus melakukan kegiatan repetitif dengan gadget kita hingga suatu hari gangguan ini menyebabkan nyeri yang membuat penderita kesakitan menggerakkan tangannya.
Ada beberapa penyebab CTS, antara lain:
Luka atau benturan pada pergelangan tangan.Cairan berlebih, biasanya diderita ibu hamil.Radang pada jaringan, misalnya rematik.Gangguan metabolik, asam urat.Faktor genetika, terlahir dengan saluran carpal yang kecil.Kegemukan, tiroid, kekurangan vitamin B6.Memang ber-gadget tidak menjadi satu-satunya penyebab, tapi bermain game atau memencet keyboard dengan ibu jari secara berlebihan bisa memperparah kondisi tangan yang sudah sakit. CTS bisa disembuhkan dengan obat-obatan dan terapi. Segera ke dokter jika jemari dan tangan tidak bisa digerakkan dan terasa amat nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan penunjang untukcarpal tunnel syndrome ini antara lain nerve conductive studies danelectromyography yang dilakukan oleh dokter spesialis saraf (neurologist).
Pengobatan CTS antara lain:
Mengistirahatkan pergelangan tangan.Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid dan/atau injeksi steroidVitamin B6FisioterapiOperasi, jika cara-cara sebelumnya tidak berhasil dan jika ada gangguan sensorik berat dan atropi otot.Carpal Tunnel Syndrome memang kelihatan sepele, tapi rasa sakitnya tidak. Maka dari itu, jika memang masih sehat batasi penggunaan gadget dan kurangi maingame jika tangan mulai terasa kesemutan. Karena itulah peringatan dini tubuh kita bahwa kita sudah berlebihan dalam penggunaannya.
#HealthIndonesia 3/9/2013Sumber: http://health-indo.comKompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar