Pages

Rabu, 25 September 2013

Konvensi Demokrat atau Kempesi Demokrat?

Tujuan partai Demokrat untuk mengadakan Konvensi adalah mendongkrak elektabilitas partai yang terjun bebas akibat pemberitaan sejumlah elitnya terlibat korupsi. Hal ini tidak bisa dibantah lagi. Kasus Engelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Nazaruddin, maupun Andi Malaranggeng merupakan berita panas yang bikin masyarakat kembali mempertanyakan partai yang bertagline “Katakan Tidak pada Korupsi”. Dari para bintangnya dalam iklan partai Demokrat tersebut beberapa diantaranya diduga terlibat korupsi. Atau mungkin pula tujuan dari konvensi ini adalah untuk mencari orang yang bisa dianggap melindungi bagi kader partai yang belum diduga terlibat korupsi.

Sebelas orang telah terpilih menjalani kompetisi dalam konvensi ini. Beberapa diantaranya bukanlah kader murni partai Demokrat. Hal ini juga bisa dianggap sebagai ketidak percayaan ketua umum terhadap kualitas kader partai Demokrat sendiri. Mengapa terpikirkan seperti ini? Karena kualitas kader partai Demokrat yang mengikuti konvensi ini kalah jauh dibanding dengan peserta dari luar partai. Nama-nama seperti Marzuki Alie, Hayono Isman, Pramono Edi Wibowo ataupun Irman Gusman kalah jauh dibanding dengan Dahlan Iskan, Gita Wiryawan ataupun Anies Baswedan. Sedangkan nama-nama yang lain  seperti Dino Patti Djalal, Endiartono Sutarto, dan Sinyo Harry Sarundajang hanyalah penggembira saja.

Tetapi apakah tujuan diadakannya konvensi ini akan tercapai? Hal ini baru dapat kita lihat setelah ditetapkannya siapa pemenang kompetisi ini. Jika pemenangnya tidak memenuhi ekspektasi rakyat dalam hal ini konstituen partai Demokrat maka bukan tidak mungkin tujuan konvensi ini tidak akan tercapai. Tentu saja rakyat akan berpikir bahwa nama-nama seperti Dahlan Iskan, Anies Baswedan, ataupun Gita Wiryawan hanya dimanfaatkan oleh partai yang sedang bermasalah ini. Hal ini sebenarnya sudah dapat dilihat dari komentar-komentar yang dilontarkan oleh para oknum partai Demokrat, yaitu Ruhut Situmpul dan Ibas yang menjagokan Pramono Edi Wibowo sebagai Capres dari Partai Demokrat.

Jika SBY sebagai ketua umum partai berniat memaksakan diri untuk mengegolkan Pramono Edi Wibowo sang adik ipar bukan tidak mungkin elektabilitas partai yang diinginkan mengelembung malah bisa menjadi semakin kempes. Mungkin saat ini SBY sedang menghitung untung ruginya mencalonkan sang adik ipar. Keuntungannya jelas yaitu keamanan keluarganya terjamin tetapi kerugiannya adalah mungkin Demokrat akan semakin terpuruk. Hal ini dapat disebabkan calon-calon lain yang merasa lebih baik dari Pramono Edi akan mempertanyakan kredibilitas komite konvensi ini. Dan bukan tidak mungkin pendukung para calon presiden dari konvensi ini akan berbalik arah untuk meninggalkan partai Demokrat. Atau bahkan kader partai Demokrat sendiri akan terpecah belah, lihat saja bagaimana Ramadan Pohan memuji Anies Baswedan yang dikatakannya akan mengKO Jokowi bila adu debat.

Bisa jadi konvensi ini tidak akan menghasilkan tujuan yang hendak dicapai bahkan bisa jadi akan mengempesi Partai Demokrat!

Salam Indonesia Jaya dari Negeri Sakura!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

View the original article here



Peliculas Online

0 komentar:

Posting Komentar