“Dengan membuat diagnosa pada penderitanya, maka akan lebih mudah untuk mengerti pengobatannya,” tambahnya.
Adler dan timnya mempelajari 15 orang penderita Parkinson dengan rata-rata usia 68 tahun. Para pasien ini menjalani pengobatan Parkinson sebelumnya, dan tidak mengalami gangguan kelenjar ludah. Para peneliti mengambil sampel ludah dari dua kelenjar ludah setiap pasien, yaitu pada bibir bawah dan rahang bawah untuk mengetahui adanya protein abnormal di sana.Hasilnya, para peneliti menemukan 9 dari 11 orang penderita Parkinson yang memiliki protein abnormal pada biopsi sampel jaringan ludahnya. Sedangkan empat lainnya tidak mencukupi syarat untuk dapat diperiksa.Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini dapat menjadi “bukti langsung” pertama untuk mendukung penggunaan biopsi kelenjar rahang bawah sebagai tes diagnostik untuk penderita Parkinson.“Temuan ini mungkin dapat sangat bermanfaat ketika dibutuhkan bukti jaringan penyakit Parkinson, terutama dalam menentukan metode pengobatannya, seperti operasi atau terapi gen,” simpul Adler.
0 komentar:
Posting Komentar