SINJAI, KOMPAS.com - Angin puting beliung yang melanda ratusan rumah penduduk di Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan beberapa hari lalu ternyata berasal dari Gunung Bawakaraeng.
Sebelum gelombang pusaran angin itu mendekati pemukiman penduduk yang pada umumnya berada di atas tebing, warga sempat mendengar suara gemuruh. Menurut seorang warga bernama Firman, dia dan beberapa warga melihat gelombang pusaran angin itu datang sembari membawa potongan kayu.
"Pertama kita cuman dengar suara gemuruh, hanya beberapa menit, kita sudah melihat gelombang pusaran muncul dari balik Gunung Bawakaraeng. Semua warga mulai lari berhamburan ketika melihat pusaran angin itu sambil mambawa potongan kayu," katanya, kepada Kompas.com, Senin (14/1/2013).
Firman mengaku rumah mereka porak poranda setelah tiga kali putaran angin menerang perkampungan mereka. "Pertama angin datang cuman atap seng yang diangkatnya, setelah itu angin itu kembali dan mengangkat dinding rumah, tidak lama lagi anginnya datang dan mengangkat seluruh bangunan rumah kami," Firman mengisahkan.
Para warga tidak dapat berbuat banyak ketika melihat pusaran angin menerjang rumah maupun perkebunan mereka. Warga mengaku tidak sempat menyelamatkan barang berharga mereka, karena putaran angin cukup cepat. Firman menambahkan, angin juga menyapu bersih perkebunan coklat, cengkeh, pisang.
Kendati tidak ada laporan korban jiwa, namun kerugian yang ditaksir di Dusun Batu, Desa Kasibuleng, Kecamatan Sinjai Borong, mencapai miliaran rupiah. Tingkat kerusakan akibat puting beliung di daerah itu merupakan yang terparah.
Diberitakan sebelumnya, 545 rumah penduduk di tiga desa, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, rusak akibat diterjang puting beliung.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Sinjai Irwan Suaeb mengatakan, dari ratusan rumah tersebut, 71 rumah di antaranya rusak berat, sementara 474 rumah rusak ringan.
"Pemerintah sudah menyalurkan bantuan kepada korban bencana dan bantuan itu akan kami berikan secara bertahap melalui posko bencana di Desa Borong," ujar Irwan Suaeb saat dihubungi melalui telepon genggam, Minggu (13/1/2013).
Sesuai informasi yang dihimpun Kompas.com, hingga sampai saat ini sebagian warga yang rumahnya rusak berat terpaksa mengungsi di gedung sekolah terdekat.
0 komentar:
Posting Komentar