Pages

Tampilkan postingan dengan label Langka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Langka. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 November 2013

Musti Tahu : 17 Logam Langka Yang Anda Pakai Sehari-Hari

Rare Earth Metal, dari namanya saja anda bisa membayangkan bahwa metal ini sangat-sangat langka bukan? pada kenyataannya beberapa logam dari 17 Rare Earth Metal justru adalah logam yang berlimpah di alam ini. Kenapa disebut Rare Earth Metal? karena unsur-unsur ini nyaris jarang ditemui dalam keadaan murni, biasanya bercampur dengan logam lain dalam jumlah kecil. Dan yang paling penting adalah untuk menambang REM dihasilkan  limbah tambang yang biasanya beracun dan beradioaktif.



Oleh karena itu sangat sedikit negara yang lebih memilih menambang REM-nya sendiri, contohnya adalah Amerika yang walaupun memiliki cadangan REM cukup besar namun ogah menambang, malah menutup beberapa lokasi penambangan REM. Namun ada juga yang kebalikannya yaitu China yang terus mengeksploitasi tambang REM.



Gambar diatas adalah lokasi penambangan REM di Baotou, China. Petani setempat melaporkan bahwa tanaman mereka mati, sedangkan dampaknya pada manusia adalah gigi tanggal dan rambut mengalami kerontokan. Air bersih di daerah itu juga mengandung carsinogen yang cukup tinggi. Besar sekali kan resikonya?



Tercatat ada 7 Negara dengan cadangan REM cukup besar:
1. Amerika Serikat  cadangan 13jt metric ton
2. China cadangan 55 juta metric ton
3. Rusia cadangan 19 juta metric ton
4. India cadangan 3,1 juta metric ton
5. Australia cadangan 1,6 juta metric ton
6. Brazil cadangan 48 ribu metric ton
7. Malaysia cadangan 30 ribu metric ton

Lalu unsur-unsur apa saja yang masuk Rare Earth Metal dan ada untuk apa sajakah mereka?:
1. Scandium : ada di lampu agar bersinar lebih terang, rangka sepeda

2. Yttrium : tv tabung, memperkuat keramik, kaca, campuran aluminium alloys

3. Lanthanum : digunakan di lampu projector, baterai, pemantik api, lensa kamera

4. Cerium : untuk catalitic converter, mengurangi emisi karbon

5. Praseodymium : digunakan membuat high strenghten metal untuk mesin pesawat, signal ampilifier kabel optik

6. Neodymium: untuk magnet kuat, antara lain hard drive, pembangkit listrik tenaga angin, kendaraan hybrid,  earbud headphone dan microphone

7. Promethium : bukan unsur asli bumi, untuk menghasilkannya melalui uranium fussion, digunakan untuk sejenis cat bercahaya dan nuclear micro batteries

8. Samarium : dicampur dengan cobalt untuk menghasilkan "permanent magnet", membuat "smart missile"

9. Europium : sebagai phosfor merah di televisi, monitor komputer dan lampu fluorescent

10. Gandolinium : digunakan dalam bidang kesehatan untuk MRI, selain itu untuk pengontrol rod PLTN

11. Terbium : untuk laser, phosphor hijau di televisi tabung, teknologi SSD

12. Dysprosium : digunakan untuk kendaraan hybrid dan PLTN

13. Holmium : Memiliki sifat magnet paling kuat, digunakan untuk PLTN dan teknologi laser Solid State

14. Erbium : Digunakan untuk mewarnai kaca dan porselein untuk kacamata dan perhiasan, selain itu digunakan juga untuk PLTN

15. Thulium : Digunakan untuk portabel x-ray

16. Ytterbium : untuk stress gauge pendeteksi gempa, beberapa tipe laser, dan portabel x-ray

17. Lutetium : digunakan untuk memperkirakan umur meteorit, dan juga dalam industri perminyakan.

Dan itulah tadi Rare Earth Metal, logam langka namun sangat penting untuk kelangsungan industri modern kita.

Sumber:
MNN

Selasa, 24 September 2013

Tim Fatwa MUI dan Peneliti UNAS Lakukan Penelitian Satwa Langka

Tim Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Universitas Nasional (Unas) menggelar penelitian satwa langka dan keseimbangan alam selama tiga hari sejak 30 Agustus-1 September 2013 lalu di kawasan hutan Riau. | Dok. UnasJAKARTA, KOMPAS.com - Tim peneliti Universitas Nasional bersama-sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar kunjungan lapangan sebagai bagian dari kegiatan penelitian
satwa langka dan alam di kawasan Tesso Nilo dan Rimbang Baling, Riau. Upaya kedua pihak dilakukan untuk melihat lebih dekat konflik satwa dan manusia di kawasan tersebut.

Dilakukan selama tiga hari sejak 30 Agustus-1 September 2013 lalu, kegiatan ini adalah kegiatan pertama dilakukan tim fatwa MUI yang terdiri dari KH Dr Ma' rifat Iman, Prof Nahar Nachrowi, KH Nasir Zubaidi, Prof. Amany Lubis, dan Ketua Pusat Pemuliaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam MUI, Dr Hayu Prabowo. Selain kunjungan, tim juga menggelar diskusi bertema Dialog MUI dan Pemangku Kepentingan dalam Rangka Pembahasan Fatwa Pelestarian Harimau dan Satwa Langka Lainnya di kantor WWF Riau bersama-sama Dinas Kehutanan Propinsi Riau, Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA), Jikalahari, Kejaksaan Tinggi Riau, MUI Riau, WWF, Universitas Nasional, Harimau Kita, serta Ice of Forest.

"Kami ingin melihat secara langsung bagaimana keadaan sebetulnya yang terjadi. Ini kami lakukan guna mendapatkan masukan dari berbagai pemangku kebijakan di Riau serta untuk menampung segala inspirasi terkait pelestarian harimau dan gajah, serta hutan alam dengan segala kompleksitasnya," papar Dosen Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas), Dr. Fachruddin Mangunjaya di Jakarta, Senin (9/9/2013).

Dalam kunjungannya di Riau tersebut, tim peneliti menemukan sebuah pondok yang roboh akibat didorong oleh gajah. Selanjutnya, tim juga menelusuri kawasan lain untuk diteliti, yaitu Suaka Margasatwa Rimbang Baling.

"Pemandangan antara Tesso Nilo dan Rimbang Baling sangat jauh berbeda. Di Rimbang Baling kami masih bisa menjumpai hutan yang masih asli, sedangkan di Tesso Nilo sudah penuh dengan sawit," lanjut Dr. Fachruddin.

Dia mengungkapkan, dari kunjungan dan diskusi selama di Riau ini, para ulama MUI akan mengeluarkan rekomendasi dan kajian mendalam serta fatwa untuk melibatkan umat Islam dalam melestarikan satwa melalui keyakinan, serta membantu kelestarian makhluk yang terancam punah menjadi tetap lestari dan dapat hidup berdampingan dengan manusia.



View the original article here



Peliculas Online